DAKWAH

MATERI KUTBAH JUM’AT

MULIA KARNA ADIL, HINA KARNA DZALIM
Oleh : Ustadz Undang Taufik

الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مبركا فيه ,صلاة وسلاما على نبينا وحبيبنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله , أما بعد : فيا عباد الله اتقوا الله حيث ما كنتم لعلكم تفلحون, كما قال تعالى :أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمان الرحيم, يا أيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Jama’ah jum’at rahimakumullaah:
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas berbagai macam nikmat yang Allah senantiasa curah limpahkan pada kita,semoga syukur kita dapat membuat nikmat itu makin berkah dan bertambah.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada kekasih kita ,nabi dan rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam,keluarga ,sahabat dan ummat nya yang selalu mengikuti ajaran nya.
Takwa adalah perkara yang selalu di wasiyatkan dan di pesankan, baik oleh Allah maupun oleh Rasul shallalaahu ‘alaihi wasallam. Hal itu menunjukan betapa pentingnya ketakwaan itu. Takwa adalah ukuran kemulyaan kita dalam pandangan Allah,semakin tinggi ketakwaan kita semakin tinggilah derajat kemulyaan kita di pandangan Allah,oleh karenaitu marilah kita tingkatkan ketakwaan kita dengan berusaha sekuat tenaga berdaya upaya menjalankan perintah dan menjauhi larangan Nya.serta tanamkan dalam diri kita perasaan takut akan murka Nya dan berharap rahmat Nya.

Jama’ah jum’at rahimakumullaah
Di khutbah jumat terdahulu saya telah berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan. Maka di khutbah kali ini saya akan bicara tentang sikap yang harus ada pada seorang pemimpin, yaitu sikap adil. Bersikap adil sangat di tekankan oleh Allah Azza wa Jalla, Allah Ta’ala berfirman di surat Al-Maidah ayat 8:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.(qs;Al-Maidah:8)

Lalu bagaimana adil itu?
Menurut Bahasa ‘Adil itu seimbang- sebanding”. Jadi kalau kata adil itu di kaitkan dengan pemimpin,sedangkan pemimpin itu punya kewajiban sekaligus hak,maka pemimpin yang adil itu ukurannya adalah sejauh mana dia menjalankan kewajibannya dan seberapa besar hak yang di terimanya. Kalau seorang pemimpin menerima hak hak istimewa dapat berbagai pasilitas dari mulai gajih perbulan,kendaraan tempat tinggal dan hak hak lainnya, tetapi tidak menjalankan kewajibannya,malah cenderung menipu rakyatnya dengan membuat program program yang menyengsarakan rakyatnya,merampas hak hak rakyatnya,maka pemimpin yang demikian adalah pemimpin yang dholim(tidak adil).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda memberi ancaman terhadap pemimpin yang dholim:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Tidaklah seorang hamba diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan Surga atasnya’.” (shahih Muslim no:142 dari Ma’qil bin Yasar)
Dalam hadits lain rosulullah pernah berdoa:

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

“Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia mempersulit urusan mereka (rakyatnya), maka persulitlah dia. Dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia berusaha menolong mereka (rakyatnya ), maka tolong pulalah dia.” (shahih Muslim no: 1828 dari Aisyah )

Jama’ah jum’at rahimakumullaah
Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang memposisikan rakyatnya punya kedudukan yang sama,punya hak yang sama,tidak pilih kasih dan tidak tidak memberikan hak istimewa pada golongan tertentu yang menyebabkan golongan lain tersakiti. Putusannya bukan berdasar kesukaan atau kebencian tetapi berdasarkan analisis yang obyektif untuk kemaslahatan semua golongan.
Salah satu contoh yang diajarkan rosulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bagai mana beliau merangkul semua pihak dalam melakukan peletakkan hajar aswad ke tempatnya semula.

Waktu itu, orang-orang Quraisy di Mekah berselisih tentang suku mana yang akan meletakkan hajar aswad ke tempatnya di dekat Ka’bah setelah pindah dari tempatnya karena terbawa arus banjir. Masing-masing suku mengklaim paling berhak mendapatkan kehormatan mengembalikan hajar aswad ke tempat semula. Ancaman pertumpahan darah akhirnya bisa dihindarkan setelah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam dipercaya menengahi persoalan di atas. Beliau meletakkan hajar aswad di atas kain serbannya. Kemudian meminta semua pemimpin suku ikut mangangkat bersama-sama dengan memegangi kain tersebut. Cara seperti ini memungkinkan semua pihak terlibat. Keterlibatan semua pihak ini menjadikan mereka semua rukun dan bergotong royong untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka semua puas dengan solusi yang ditawarkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meski usia beliau waktu itu baru 35 tahun.

Jama’ah jum’at rahimakumullaah
Dalam persoalan penerapan sangsi hukum bagi para pelanggar aturan dan pelaku kajahatan,hukum diterapkan sesuai aturannya tanpa melihat srata sosial. Pejabat atau masyarakat jelata,konglomerat ataupun penarik beca punya kedudukan yang sama dalam persoalan hukum.

Banyak kasus di dalam masyarakat, termasuk dalam keluarga, tidak bisa terselesaikan dengan baik atau mengalami kebuntuan karena memang penyelesaiannya tidak adil dan tidak memenuhi rasa keadilan. Memang keadilan hanya bisa diharapkan lahir dari para pemimpin, termasuk para hakim yang adil.
Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan berlakunya prinsip keadilan di tengah tengah masyarakat. Beliau menunjukkan kesalahan para pemimpin di zaman jahiliyyah yang tidak menghukum para pemuka kaum yang mencuri, tetapi apabila masyarakat rendahan atau rakyat jelata yang mencuri, mereka menerapkan hukum tersebut. Beliau mengecam hal itu dan menyampaikannya dalam sebuah khutbah:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya yang membuat binasa orang orang sebelum kalian adalah Ketika orang orang terpandang dikalangan mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. Tetapi jika orang orang rendahan dari mereka mencuri, mereka menegakkan hukuman had. (shahih Muslim no: 1688 dari Aisyah )

Jama’ah jum’at rahimakumullaah

Apa yang dikecam rasulullah pada zaman jahiliyyah di atas terulang Kembali di zaman kita, bahkan mungkin lebih parah. Di zaman kita sekarang, ada koruptor yang merugikan negara milyaran rupiah bebas dari hukuman karena tidak diproses sebagaimana mestinya, sementara seorang nenek yang mencuri singkong karena lapar, harus mendekam dalam penjara setelah diproses hukum. Ini pertanda buruknya kepemimpinan di bidang penegakkan hukum, dimana hukum itu tajam untuk kalangan bawah tumpul untuk kalangan atas.
Keadaan seperti itu bisa meresahkan masyarakat yang berdampak pada instabilitas negara. Imam Ibnu Taimiyah pernah berkata: “seorang raja atau pemimpin yang adil akan bertahan dalam kepemimpinannya meskipun dia seorang kafir. Tetapi raja yang tidak adil atau dzalim tidak akan bertahan walau dia seorang Muslim.

Terkait dengan prinsip keadilan, sekalipun ada hubungannya dengan keluarga rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan pernytaannya:

وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

Demi Allah,seandainya Fathimah putri Muhammad mencuri,pasti aku akan memotong tangannya. . (shahih Muslim no: 1688 dari Aisyah )

Hadits ini merupakan komitmen beliau untuk tidak pandang bulu dalam menegakkan keadilan sekalipu terhadap anak turunan beliau sendiri seperti Fathimah binti Muhammad. Beliau bersumpah akan memotong tangan putrinya jika terbukti melakukan pencurian demi tegaknya keadilan dalam masyarakat yang dipimpinnya.

KHUTBAH KE DUA

Jama’ah jum’at rahimakumullaah
Menjadi pemimpin yang adil memang tidak mudah,karena tantangannya berat sekali. Tantangan bisa datang dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Justru karena berat nya tantangan tersebut ,maka Allah akan memberikan perlindungan kepada setiap pemimpin yang bisa menegakkan keadilan dengan baik kelak di Padang Mahsyar nanti ,yaitu di hari menantikan pengadilan Allah dimana semua orang itu kepanasan sampai bercucuran keringat hingga ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri. Nabi bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ

ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan selain naunganNya yaitu pemimpin yang adil……(shahih Bukhari no:629 dari Abu Hurairah)

Mudah mudahan apa yang telah saya sampaikan dapat menjadi pelajaran dan nasehat bagi kita semua bagaimana menjadi pemimpin yang adil,sebab kita semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadpan Allah nanti,semoga kita semua selamat dari adzab Allah. aamiin

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي و لكم والسلام على من اتبع الهدى, نصر من الله و فتح قريب وبشر المؤمنين

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ

__✒️
‘Kajianmuh’ Official
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Materi ini dapat dipelajari terlebih dahulu, Bila dirasa bermanfaat silahkan di bagikan kembali.